Posted by : Andri
Tuesday, 30 September 2014
Guru Yang Baik
Beberapa waktu lalu berlangsung workshop pengembangan SMA
RSBI dilaksanakan di Bandung, salah satu pembicara pada kegiatan
adalah Prof. Muklas Samani dari Surabaya. Pada awal pertemuan beliau menyajikan
cerita murid yang tidak berhasil karena gurunya tidak dapat memberikan
pengetahuan dan keterampilan terbaik.
Alkisah terdapat
seorang laki-laki lulusan SMA A. Semasa belajar di sekolahnya, ia tidak
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya
sehingga ia tidak dapat diterima jadi pegawai di perusahaan mana pun.
Pada satu hari ia
terdesak kebutuhan, anaknya yang baru lahir memerlukan susu. Karena kasih
kepada anaknya, ia mencuri susu di sebuah pusat perbelanjaan. Dan…ia ketahuan
mencuri, lalu dipukuli masa, sampai meninggal.
Di alam kubur ia diperiksa
malaikat, dalam pemeriksaan ia menyatakan bahwa benar ia mencuri kerena
terdesak dengan kasih sayang kepada anaknya.
“Tapi, mengapa kamu
mencuri?”
” Karena saya tidak
punya uang!”
“Mengapa tidak
berusaha cari uang?”
“Karena saya tidak
memiliki keterampilan untuk bekerja!”
” Ya. Sudah kamu masuk
neraka!”
” Tuan Malaikat, ada
satu hal yang saya usul sebelum saya masuk neraka, tolong masukan pula
orang-orang yang menyebabkan saya tidak memiliki keterampilan!”
Karuan saja karena
sebagian besar peserta adalah guru, maka cerita pun disikapi gelak tawa. dan
guru mengerti bahwa pekerjaannya tidak hanya terkait pada kepentingan
jangka pendek, namun keberhasilan mendidik itu didedikasikan pada kepentingan
siswa jangka panjang hingga di menentukan sukses di akhiratnya.
Diskusi dilanjutkan
dengan mengidentifikasi guru yang baik.Menurut peserta guru yang baik itu
selalu meperhatikan muridnya. Kalau mau mengajar bercerita dulu sehingga
membuat siswa senang bersamanya. Guru yang baik memiliki kedekatan psikologis
dengan siswanya sehingga kolaborasi guru dengan siswa tidak terkendala.
Diskusi berlanjut
mengidentifikasi indikator guru yang baik. Guru yang baik selalu memperhatikan
muridnya, sekali pun pelajaran telah selesai muridnya muridnya masih mau
belajar. Murid-muridnya masih asik melanjutkan beraktivitas. Dalam berinteraksi
guru yang baik siap dibantah siswanya karena guru berpendirian haram guru
menyalahkan muridnya. Guru berpandangan haram menyalahkan dan membantah siswa
karena siswa yang bisa membantah berarti siswa yang berpendirian dan berani
bicara atau bertanya. Guru yang baik adalah guru yang dapat dikagumi atau
diidolakan siswanya.
Guru yang baik itu bak
pelawak. Mungkin tidak ada rumus atau teknik yang baku. Jika di lapangan harus
berubah, maka bergantung pada situasi, jika harus berubah maka berubahlah
asalkan tetap efektif. Oleh karena itu, jangan-jangan kurikulum kita itu
terlalu kaku sehingga tidak memberikan ruang gerak untuk berkreasi.
Guru yang baik
ternyata membuat siswanya berhasil. Guru yang menggunakan waktu sependek
mungkin, namun siswanya mencapai tujuan yang diharapkan. Pengalaman memberikan
pengetahuan dan keterampilan membuat siswa belajar sendiri. Guru yang baik
dapat membina siswanya sehingga siswa mengembangkan inisiatifnya sendiri
seperti siswa melaksanakan solat tanpa perlu disuruh.
Guru yang baik itu
inspiratif, pandai membuat siswa berpikir bahkan bisa membuat sesuatu. Dalam
kondisi seperti ini, guru tahu bisa apa siswa sebelumnya sehingga mamahami apa
yang harus siswa capai. Dengan demikian guru yang baik memahami yang
sesungguhnya siswa butuhkan. Jika yang dilatih adalah menyelesaikan dalam hidup
guru dapat menggunakan contoh pertanyaan berikut. Jika kamu akan pergi ke pasar
sebaiknya memilih jalan yang mana?
Dengan pertanyaan itu
berarti siswa dapat mengembangkan pikirannya sendiri, memilih berbagai
alternatif. Oleh karena itu, mata pelajaran pada dasarnya perupakan alat untuk
mengantarkan pikiran siswa untuk merumuskan pikiran dalam wadah yang namanya
mata pelajaran, namun sebenarnya siswa dapat menyelesaikan dalam berbagai
dimensi yang lain yang dibutuhkan dalam hidup.
Penjelasannya pun
dicukupkan dengan saran, guru-guru jangan terjebak dengan output untuk
kepentingan jangka pendek, tatepi berilah siswa kita bekal untuk hidup pada
jamannya. Pendidikan yang baik adalah membuat siswa kita berhasil.
Jadi, jangan-jangan
yang kita berikan kepada siswa itu tidak mendukung sukses hidupnya, melainkan
hanya mengungkung siswa dalam ruangan untuk beberapa tahun dan tidak
mendapatkan hal yang sesungguhnya siswa perlukan untuk hidupnya.